Inilah Pola Makan Rasuululloh

Seseorang wajib berhati-hai memilih makanan serta minuman
yang baik bagi tubuh serta tak mengikuti hawa nafsu alias keinginan saja. Sebab hawa nafsu biasanya mengangkat pada kekurang baikan. Oleh sebab itu, ketidak sedikitan penyakit yang dikarenakan tak terjaganya makanan minuman yang masuk ke lambung, jadi pada akhirnya merusak tubuh.
Baca Juga : Wahai Istri, Hindarilah 10 Kalimat Ini Jika Bukan dari Suami Anda!

Inilah Pola Makan Rasuululloh


Islam telah mengatur tentang makanan, baik dari zakatnya, sumber memperolehnya, tutorial memakannya. Faktor ini termaktub dalam Al-Qur’an serta Hadist.
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa(80):24)
“Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah kami berbagi kepadamu. Serta tidaklah mereka menganiaya Kami, bakal tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqaroh(2):57)

“Tak ada wadah yang lebih kurang baik yang dipenuhi oleh seseorang manusia tidak hanya perutnya. Dirinya sebetulnya hanya membutuhkan berbagai suap untuk menopang nasibnya. Sebab itu, perut butuh dibagi menjadi tiga tahap; semacamga untuk makanan, semacamga untuk minuman, semacamga untuk udara.” (HR. Tirmidzi, Bunda Majah, Ibnu Hibban, serta Hakim)
“Lambung merupakan kolam tubuh. Kesana cairan mengalir. Apabila lambung sehat, maka cairan bakal keluar dengan mengangkat kesehatan serta apabila lambung sakit, maka cairan itu bakal keluar dengan mengangkat penyakit.” Hadist Dhaif lihat Majmauz Zawaid 5/86, Takhrij Al-Ihya 4/153, Silsilah Adh-Dhaifah Lisyaikh Al-Bani no. 1692 4/191 (disebutkan Abu Nu’aim dari Abu Hurairah)

Adab terhadap Makanan Serta Minuman
Makanan serta minuman bersumber dari yang halal serta tutorial memperolehnya juga halal. Berdoa sebelum makan serta setelah makan.

 Bersyukur dengan makanan yang ada, jangan mengeluh alias mencela makanan.
“Rasululloh tak sempat mencela satu makanan pun seumur nasibnya, apabila beliau menyukainya, beliau memakannya. Tetapi, apabila beliau tak menyukainya, beliau bakal meninggalkannya” (Muttafaqun ‘alaih)
Jangan mengikuti hawa nafsu, tetapi makan serta minumlah yang mengandung kegunaaan bagi tubuh.

Rasululloh tak sempat menolak makanan yang disediakan serta idak meminta makanan yang tak disediakan.
Tidak makan serta minum dengan berlebih-lebihan ataupun berketidak lebihan.
“Berpuasalah serta tetaplah berbuka, sholatlah serta tetaplah tidur. Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak yang wajib kalian penuhi, bahwasanya kedua matamu memiliki hak yang wajib kalian penuhi.” (HR. Bukhori, Ahmad serta An-NAsa’i)

Tidak memakai wadah makanan serta minuman yang terbuat dari meas serta perak,
“Janganlah kalian minum dengan memakai wadah terbuat dari emas serta perak.” (HR. Bukhori serta Muslim)

Tidak berlebih-lebihan (israf) dalam makan serta minum. Alloh Berfirman:
“Makan serta minumlah serta jananlah berlebihan, sesungguhnya Alloh tak menyukai orang yang berlebihan.”(Al-A’raaf (7): 31)

Tidak meniup-niup alias mencium-cium makanan sebagaimana hadist Nabi:
“Apabila salah satu dari kalian minum, maka janan bernafas didalam gelas tersebut.” (HR. Bukhori)
Cara makan Rasululloh:
Memakai alas (sufroh) supaya makanan yang jatuh dapat diambil serta dimakan kembali. “hormatilah roti sebab roti tahap dari barokah langit serta bumi, barangsiapa yang memakan apa yang jatuh diatas aas dirinya bakal diampuni” HR. Thabrani serta Al-Bazzar- hadist ini dilemahkan oleh Albani.
Disunnahkan menantikan makanan
Segera makan apabila telah dipersilahkan.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir supaya kotoran serta kuman-kuman bakal jatuh bersama air.

Duduk pada lantaidan tak bersandar dengan tutorial duduk pada kaki kiri serta lutut kanan ditegakkan aau dua kaki diduduki.

Makan diawali dengan membaca basmallah (tidak butuh ditambah dengan kata Ar-Rahman serta Ar-Rahim). Dari ‘Aisyah dirinya mengatakan: “Mengatakan Rasululloh Shallallohu ‘alaihi Wasallam: apabila salah seorang dari kalian hendak makan makanan, ia mengucaokan bismillah.., apabila ia lupa, maka hendaklah ia ucapkan: Bismillahi fiil awwalihi wa akhirihi.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, darimi serta tidak hanya mereka).

Dalam kitab al-adzkar disebutkan doa sebelum makan: Allohumma baariklanaa fiima rozaqtanaa… hadisy ini tak disebutkan derajatnya tapi didalam syarahnya ”al futuhat ar rabaniyah” 5:178 disebutkan hadist ini mungkar. Didalamkitab Lizanul Mizan disebutkan doa ini dari jalan Muhammad bin abizzu’ azia’iah yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni. Imam Bukhori serta Abu Hatim mengatakan: orang ini merupakan munkarul hadist jiddan (sangat mungkar sekali). (periksa: lisanul mizan V hal.166.) jadi doa ini merupakan sangat lemah serta tak boleh digunakan apabila disandakan terhadap Nabi Shallallohu ‘alaihi Wasallam.

Mencampur makanan yang bersifat panas dengan dingin. (Kambing><Timun, Kurma><Susu)
Mencampur yang kering dengan yang lembab (madu><air zamzam)
Makan bila telah lapar serta berhenti sebelum kenyang.
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi Wasalam bersabda: “aku makan semacam seorang hamba” (mungkin maksudnya merupakan seadanya, tak tidak sedikit serta tak mengutamakan makan, tetapi mengutamakan ibadah).

Kegunaaan makan tak kenyang merupakan badan lebih sehat, otak lebih cerdas, rajin membaca serta menghafal sebab tak mengantuk, jiwa menjadi lebih ringan, hati menjadi lebih lembut serta khusyu’ terhadap Alloh. Ali bin Hasan mengatakan bahwasanya Alloh mengabungkan pengobatan (kedokteran) semuanya dalam setengah ayat, Alloh berfirman, “Makan serta minumlah serta janganlah berlebihan.” (Qs. Al-A’raf(7):31)

Makan dengan tangan kanan, sebab proses pencernaan bermula dari sini, “Apabila salah satu diantara kalian makan hendaklah makan dengan tangan kanan, serta apabila minum hendaklah dengan tangan kanan, sebab syetan makan dengan tangan kiri serta minum dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)
Makan dengan 3 jari (maksudnya sedikit-sedikit)

Dimulai dengan buah serta apabila ingin makan besar hendaknya didahului dengan mekanan sedikit garam (seujung kelingking) supaya pelepasan asam lambung siap dengan makan yang masuk kedalam lambung.

Dimulai dengan makanan yang terdekat: “Wahai anak, sebutlah nama Alloh, makanlah dengan tangan kanan, serta makan dari apa yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari serta Muslim)
Makan tak tergesa-gesa. Dalam ilmu kesehatan dianjurkan makanan dikunyah hingga halus supaya bercampur dengan enzim yang ada pada ludah, jadi apabila makanan hingga di lambung dilanjutkan dengan proses enzimatik yang ada dilambung. Makan pelan-pelan jadi tak membikin lambung menjadi sesak serta penuh tiba-tiba.

Tidak makan makanan yang ditahan lamakan, dipanaskan berulang kali.
Mengajak orang lain untuk makan bersama (berkah).

Disunnahkan memuji makanan dengan ucapan: Alloohumma walakal hamdu walakal syukru.
Memisahkan tulang (duri) dari lauk pauk alias kulit serta biji dari buahnya serta menaruhnya diwadah tak sama.
Baca Juga : Gara-Gara Ngintip, Pria Ini Masuk Surga !

Tidak meninggalkan tempat sebelum yan lain berakhir, tanpa ada udzur.
Hendaknya makanan pada nampan tak tersisa. Apabila ada makanan jatuh, hendaknya diambil sebab kami tak tahu dimana letak keberkahan makanan itu, dalam suatu  hadist disebutkan:

Nabi Shallallohu ‘alaihi Wasallam: “ Ketika lauk kalian jatuh, maka ambilah serta bersihkan kotoran yang menempel kemudian makanlah serta jangan menyisakan untuk syetan, serta janganlah mengusap jari-jarinya ke kain tapi bersihkanlah dengan mulut dikarenakan kami tak tahu barokah ada dimana.” (HR. Shahih Muslim)

Membersihkan makanan pada nampan. Disunnahkan menjilati jari tangan sebelum cuci tangan, dimulai jari tengah, telunjuk, bunda jari, jari manis serta kelingking. Nabi Shallallohu ‘alaihi Wasallam bersabda:

“Apabila salah satu diantara kalian makan maka janganlah membilas tangannya sebelum menjilatinya.” (HR. Ahmad serta Muslim)

Sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi serta dikelurkandengan gigi dengan lidah boleh ditelan, tetapi yang dikeluarkan dengan tangan alias benda lain, sebaiknya dibuang.
Seandainya terpaksa (dalam keadaan terpaksa) memakan makanan yang syubhat (tidak jelas kehalalan serta keharamannya), maka dianjurkanberdo’a: Alhamdulillahi alaa kulli hal. Alloohumma laa taj’alahu quwwatan ‘alaa ma’shiyatika.

Doa ketika setelah makan: Alhamdulillahi ath ‘amanihaadza wa razaqonihimin hoiri haulin minni wa laa quwwatin. (HR. Timidzi)