Kisah Nyata… Sangat Mengejutkan! Wanita Calon S2 Ini Syok Setelah Dijodohkan Dengan Supir Pribadi Oleh Ayahnya. Ternyata Pria Itu..

Untuk seorang wanita, tidaklah faktor yang mudah untuk terima perjodohan. Meski pria opsi orang-tua bisa dimaksud baik bibit, bobot serta bebetnya, pasti tetap tetap ada sejuta kebimbangan yang menyelimuti hati.







Tetapi, bagaimanapun, jodoh yaitu persoalan Tuhan, semacam rezeki serta kem4tian. Manusia hanya bisa berdoa serta berupaya jalankan yang paling baik dalam kenasibannya.

Sekiaan mengenaai narasi seorang wanitaa yang dijodohkaan dengan sopir ayahnyaa. Meski permulaannyaa menolak, wanitaa ini lalu dengan yaakini terima perjodohaan itu. Itu kisahnya.

Berikut Kisah Selengkapnya

Saya yaitu wanita berumur 26 tahun yang bakal selekasnya melewati pendidikan S2. Dikeluargaku, pendidikan serta karier lebih lebih paling mutlak di banding pernikahan.

Tetaapi, semua beraalih saat seorang lelaaki diperkenalkaan Bapak sebagai mobil baarang di satu di antaraa usaha dagang miliknyaa. Sopir muda ini tergolong juga santun serta sedikit bicara.

Bahkan juga, Bapak yg tidak sempat berbagilah pujian pada anak-anaknya, tidak henti-hentinya

berbagilah pujian pada sopir barunya ini. Menurut Bapak, ia yaitu pria yang baik, pintar serta serba bisa. Pujian Bapak tentu

pernah membikinku keheranan.

Sopir mudaa ini, rutin mengucaap salam saat maasuk gerbaang. Ia jugaa rutin menolak maasuk rumah sertaa cuma menantikaan di depan pintu waaktu Bapak tidaak adaa.

Kisah Nyata serta Kecewa, Seorang Kakek Berumur 90 Tahun Ditelantarkan Oleh Anak-Anaknya yang Durhaka. Kalau Enggak Kuat Jangan Dibaca

Kemunculannya seolah mengubah tidak sedikit kebiasaan Bapak. Musik keroncong yang umum rutin terdengar di rumah serta tape mobil kami tidak sempat diputar lagi serta digantikan dengan muratal alias ceramah agama. Bunda juga terkesan mulai meniggalkan salon, sertadanan modern, kuteks, serta perubahan fashion yang rutin diikutinya.

Tetapi, saya lebih kaget lagi waktu Bapak memperkenalkanku untuk menikah dengan sopir muda itu. Saya yang calon S2 terasa ter hi na wajib menikah dengan sopir.

Tetapi, Bapak membahas semua padaku, mengenai siapa sopir Bapak sebetulnya serta mengapa Bapak merelakanku menikah dengannya. Saya juga sempat malu waktu mendengar cerita Bapak sampai kemudian memutuskan untuk mengatakan “ya”.

Sopir muda ini terbukti tidaklah sopir umum. Ia yaitu sarjana teknik yang kini ini tengah merampungkan gelar pasca sarjananya dengan beasiswa. Sebagai anak yatim, ia bekerja sebagai sopir untuk tutup cost nasib sepanjang kuliah, juga cost keluarganya.

Walau awalannya bimbang, saya sekian yakini dirinya yaitu lelaki paling baik yang sudah diantar Tuhan sebagai jodohku.