Menjadi istri tidak cukup dengan dandan secantik mungkin atau piawai mengenakan semua jenis perawatan wajah dan kulit. Istri yang baik bukan hanya dinilai dari fisik, tapi wawasan, akhlak, dan agamanya. Jika hanya satu kriteria, seorang istri amat jauh dari makna shalihah. Bahkan, jika hanya berlebihan dalam fisik, justru akan mengundang banyak ujian bagi kedua pihak; istri dan suami.
Seorang istri, sebagaimana juga suami, harus senantiasa menuntut ilmu. Bukan hanya ilmu umum, tapi juga ilmu agama. Harus seimbang. Tidak bisa jika hanya salah satunya. Dengan ilmu, seorang istri bisa semakin memahami hak dan kewajiban, bisa mengetahui mana yang dianjurkan dan yang terlarang.
Di antara jenis larangan yang digariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk semua istri orang beriman berkaitan dengan tutur kata. Bukan larangan ringan, sebab ancamannya adalah dihapusnya semua amal seorang istri. Larangan ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu ‘Ady dan Imam Ibnu Asakir Rahimahumullahu Ta’ala
Apakah kalimat tersebut? Mengapa ancamannya begitu serius?
“Jika seorang istri berkata kepada suaminya, ‘Belum pernah aku mendapatkan kebaikan darimu’, maka telah gugur amalnya.”
Menjelaskan hadits ini, Dra Sulastiningsih, M.si. menjelaskan dalam Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga dengan mengatakan, “Istri shalihah harus mampu menjaga rahasia suami dan keluarga; tidak mencari-cari kesalahan atau kelemahan suaminya. Sebaliknya, ia justru sangat menghargai setiap pemberian suami.”
Seorang istri yang menyampaikan kalimat ini diancam serius oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam karena melambangkan kufur nikmat. Seorang istri yang mengatakan kalimat ini tidak berterima kasih kepada suami atas semua jasanya dan sekaligus tidak bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat yang Dia berikan.
Mudahnya istri bersikap kufur nikmat juga menjadi salah satu sebab sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bahwa penghuni neraka lebih besar dihuni oleh wanita, karena sedikitnya rasa syukur kepada Allah Ta’ala dan meremehkan pemberian suami.
Sedangkan istri yang shalihah sangat berterima kasih kepada suaminya, puas dengan pemberian yang sedikit, dan bersyukur jika diberikan banyak karena berlimpah berkah di dalamnya.
Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada kita istri yang shalihah. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
Sumber : keluargacinta.com/
Seorang istri, sebagaimana juga suami, harus senantiasa menuntut ilmu. Bukan hanya ilmu umum, tapi juga ilmu agama. Harus seimbang. Tidak bisa jika hanya salah satunya. Dengan ilmu, seorang istri bisa semakin memahami hak dan kewajiban, bisa mengetahui mana yang dianjurkan dan yang terlarang.
Di antara jenis larangan yang digariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk semua istri orang beriman berkaitan dengan tutur kata. Bukan larangan ringan, sebab ancamannya adalah dihapusnya semua amal seorang istri. Larangan ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu ‘Ady dan Imam Ibnu Asakir Rahimahumullahu Ta’ala
Apakah kalimat tersebut? Mengapa ancamannya begitu serius?
“Jika seorang istri berkata kepada suaminya, ‘Belum pernah aku mendapatkan kebaikan darimu’, maka telah gugur amalnya.”
Menjelaskan hadits ini, Dra Sulastiningsih, M.si. menjelaskan dalam Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga dengan mengatakan, “Istri shalihah harus mampu menjaga rahasia suami dan keluarga; tidak mencari-cari kesalahan atau kelemahan suaminya. Sebaliknya, ia justru sangat menghargai setiap pemberian suami.”
Seorang istri yang menyampaikan kalimat ini diancam serius oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam karena melambangkan kufur nikmat. Seorang istri yang mengatakan kalimat ini tidak berterima kasih kepada suami atas semua jasanya dan sekaligus tidak bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat yang Dia berikan.
Mudahnya istri bersikap kufur nikmat juga menjadi salah satu sebab sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bahwa penghuni neraka lebih besar dihuni oleh wanita, karena sedikitnya rasa syukur kepada Allah Ta’ala dan meremehkan pemberian suami.
Sedangkan istri yang shalihah sangat berterima kasih kepada suaminya, puas dengan pemberian yang sedikit, dan bersyukur jika diberikan banyak karena berlimpah berkah di dalamnya.
Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada kita istri yang shalihah. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
Sumber : keluargacinta.com/