Doa merupakan keinginan kita yang dipanjatkan hanya pada Allah
semata. Terdapat kisah mengenai doa empat ribu tahun yang akan memberikan kita pelajaran sebagai seorang hamba. Allah Maha Kuasa, hanya Dialah yang mampu mengabulkan segala doa-doa kita, meskipun dengan cara-Nya sendiri demi kebaikan hamba Allah.
Pada suatu hari, para sahabat bertanya kepada Nabi mengenai bagaimana dirinya. Nabi pun tersenyum dan mengatakan dengan hati yang rendah bahwa beliau hanyalah doa yang dipanjatkan oleh Ibrahim.
Kemudian, beliau melanjutkan bahwa doa tersebut merupakan doa ribuan tahun, yakni 4.000 tahun lamanya. Ia telah melintasi dan mengarungi zaman, sejak lembah Makkah masih sunyi dan hanya ada Isma’il serta ibunya hingga akhirnya terdapat 360 berhala yang membuat Ka’bah itu semakin sesak. Doa tersebut merupakan ketulusan dari seorang moyang demi anak dan cucunya. Dalam doa itu, mengandung cinta dan berharap agar kaum yang berkumpul dengan keturunannya di sekitar rumah Allah maka mereka akan terbimbing dan terhubung oleh cahaya dari langit.
Sebuah dalil menjelaskan bahwa telah diciptakan Rasul di antara umat manusia yang akan membacakan ayat-ayat dari Allah dan mengajarkan kitab suci Al-Qur’an serta Al Hikmah. Selain itu, keberadaan Rasul dapat menyucikan mereka. Sungguh, Allah adalah Maha Bijaksana dan Maha Perkasa.
Doa merupakan setetes nurani yang disuling dengan niat haru serta syahdunya getar lisan. Ia telah dibisikkan dengan khuyah dan tadharru’ dengan berlirih mengakui kelemahannya dan merendahkan diri untuk mengakui keagungan Allah SWT. Doa Ibrahim sungguh mencekam gerisik harap, getar cinta, dan gigil takut hingga menjadi doa yang dikabulkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita tahu bahwa yang paling penting bukan seberapa cepat doa kita terkabul, tapi seberapa lama hal itu akan memberikan manfaat. Bagi kita, mungkin empat ribu tahun adalah waktu yang sangat lama. Tapi lamanya waktu itu, tidak ada apa-apanya dengan kehadiran seorang Rasul untuk semua umat manusia. Beliau menjadi rahmat bagi alam semesta ini, membacakan ayat-Nya dengan teladan cahaya, menyucikan jiwa bagi siapa saja yang merindukannya, serta mengajarkan kitab suci dan Hikmah untuk semua umat manusia, bahkan hingga hari akhir datang.
Melalui doa itu, kita bisa belajar bahwa Allah adalah Maha Pemurah karena memberikan apa yang kita minta. Oleh karena itu, kita harus bersiap-siap akan mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda dari permohonan kita dalam doa. Allah mengetahui apa yang kita butuhkan jadi jangan lelah berdoa.
Di dalam rasa syukur kepada 2 orang yang dijuluki ‘Uswatun Hasanah’, kita akan mengingat bagaimana shalawat Nabi yang dibacakan dengan hati rendah serta mengenang doa Nabi Ibrahim, karena atas doanya lah Nabi diutus. Oleh karena itu, setiap kebaikan yang dilakukan oleh Nabi sampai hari kiamat, maka Ibrahim akan memegang saham dari itu. Hal ini menunjukkan betapa berharganya doa yang terkabulkan ini, yakni diutusnya Rasul untuk umat muslim.
Sebagai seorang muslim, kita harus lebih banyak mempelajari kisah mengenai Nabi agar dapat mencontoh perilaku tauladan yang beliau lakukan. Selain itu, kita bisa menyadari bahwa belum diwujudkannya doa kita bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita karena seberapa cepat terkabulnya doa bukanlah yang utama, melainkan seberapa bermanfaatnya pemberian Allah atas doa kita. Oleh karena itu, jangan berputus asa dalam memanjatkan doa dan selalu berpikirlah positif terhadap Allah.
Sumber : kumpulanmisteri.com
semata. Terdapat kisah mengenai doa empat ribu tahun yang akan memberikan kita pelajaran sebagai seorang hamba. Allah Maha Kuasa, hanya Dialah yang mampu mengabulkan segala doa-doa kita, meskipun dengan cara-Nya sendiri demi kebaikan hamba Allah.
Inilah Hikmah Dibalik Kisah Doa Empat Ribu Tahun
Pada suatu hari, para sahabat bertanya kepada Nabi mengenai bagaimana dirinya. Nabi pun tersenyum dan mengatakan dengan hati yang rendah bahwa beliau hanyalah doa yang dipanjatkan oleh Ibrahim.Kemudian, beliau melanjutkan bahwa doa tersebut merupakan doa ribuan tahun, yakni 4.000 tahun lamanya. Ia telah melintasi dan mengarungi zaman, sejak lembah Makkah masih sunyi dan hanya ada Isma’il serta ibunya hingga akhirnya terdapat 360 berhala yang membuat Ka’bah itu semakin sesak. Doa tersebut merupakan ketulusan dari seorang moyang demi anak dan cucunya. Dalam doa itu, mengandung cinta dan berharap agar kaum yang berkumpul dengan keturunannya di sekitar rumah Allah maka mereka akan terbimbing dan terhubung oleh cahaya dari langit.
Sebuah dalil menjelaskan bahwa telah diciptakan Rasul di antara umat manusia yang akan membacakan ayat-ayat dari Allah dan mengajarkan kitab suci Al-Qur’an serta Al Hikmah. Selain itu, keberadaan Rasul dapat menyucikan mereka. Sungguh, Allah adalah Maha Bijaksana dan Maha Perkasa.
Doa merupakan setetes nurani yang disuling dengan niat haru serta syahdunya getar lisan. Ia telah dibisikkan dengan khuyah dan tadharru’ dengan berlirih mengakui kelemahannya dan merendahkan diri untuk mengakui keagungan Allah SWT. Doa Ibrahim sungguh mencekam gerisik harap, getar cinta, dan gigil takut hingga menjadi doa yang dikabulkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita tahu bahwa yang paling penting bukan seberapa cepat doa kita terkabul, tapi seberapa lama hal itu akan memberikan manfaat. Bagi kita, mungkin empat ribu tahun adalah waktu yang sangat lama. Tapi lamanya waktu itu, tidak ada apa-apanya dengan kehadiran seorang Rasul untuk semua umat manusia. Beliau menjadi rahmat bagi alam semesta ini, membacakan ayat-Nya dengan teladan cahaya, menyucikan jiwa bagi siapa saja yang merindukannya, serta mengajarkan kitab suci dan Hikmah untuk semua umat manusia, bahkan hingga hari akhir datang.
Melalui doa itu, kita bisa belajar bahwa Allah adalah Maha Pemurah karena memberikan apa yang kita minta. Oleh karena itu, kita harus bersiap-siap akan mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda dari permohonan kita dalam doa. Allah mengetahui apa yang kita butuhkan jadi jangan lelah berdoa.
Di dalam rasa syukur kepada 2 orang yang dijuluki ‘Uswatun Hasanah’, kita akan mengingat bagaimana shalawat Nabi yang dibacakan dengan hati rendah serta mengenang doa Nabi Ibrahim, karena atas doanya lah Nabi diutus. Oleh karena itu, setiap kebaikan yang dilakukan oleh Nabi sampai hari kiamat, maka Ibrahim akan memegang saham dari itu. Hal ini menunjukkan betapa berharganya doa yang terkabulkan ini, yakni diutusnya Rasul untuk umat muslim.
Sebagai seorang muslim, kita harus lebih banyak mempelajari kisah mengenai Nabi agar dapat mencontoh perilaku tauladan yang beliau lakukan. Selain itu, kita bisa menyadari bahwa belum diwujudkannya doa kita bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita karena seberapa cepat terkabulnya doa bukanlah yang utama, melainkan seberapa bermanfaatnya pemberian Allah atas doa kita. Oleh karena itu, jangan berputus asa dalam memanjatkan doa dan selalu berpikirlah positif terhadap Allah.
Sumber : kumpulanmisteri.com